Shadow Economy
|
Judul buku : Pulang
Penulis :
Tere Liye
Penerbit :
Republika Penerbit
Kota terbit : Jakarta
Cetakan :
Cetakan I,September 2015
Cetakan XIX, Juli 2016
Cetakan XX, Agustus 2016
Cetakan XXI, Agustus 2016
Cetakan XXII, September 2016
Cetakan XXIII, November 2016
Cetakan XXIV, Januari 2017
Jenis Kertas : Buram
Tebal :
iv + 400 halaman ; 13,5 x 20,5 cm
Harga Buku : Rp 59.000,00
ISBN :
9786020 822129
Deskripsi Sampul
·
Dasar
sampul berwarna hijau
·
Tulisan
judul dan nama pengarang,logo best seller serta gambar cover timbul
·
Tulisan
judul dan nama pengarang berwarna putih
·
Sampul
buku memiliki gambar pemandangan disebuah pantai pada saat terbenam dengan
seekor burung yang sedang terbang
Sinopsis Novel
Novel ini menceritakan perjalanan hidup seorang bernama
Bujang dan lebih dikenal dengan nama Babi Hutan
yang harus hidup di lingkup shadow economy.Bujang orang yang jenius baik
dalam perkelahian maupun dalam hal akademis.
Bujang yang berasal dari desa terpencil di daerah
Sumatera yang harus ikut pergi dengan Tauke Besar karena janji Ayahnya
terdahulu terhadap ayah dari Tauke Besar.Mamak Bujang sebenarnya tidak rela
Bujang pergi namun apalah daya Bapak Bujang sudah berjanji dan akhirnya
mamaknya hanya dapat memberinya pesan bahwa Bujang tidak boleh meminum minuman
keras.
Di
rumah Tauke Besar Bujang dididik baik dalam hal akademis maupun
perkelahian.Saat siang Bujang belajar dengan gurunya yaitu Frans dari Amerika
dan saat malam ia belajar perkelahian fisik dengan Kopong,Guru Bushi dan
Salonga.
Karena kejeniusannya dalam hal akademis ia dapat
melanjutkan studinya di universitas di ibukota dan melanjutkan ke Amerika.Bujang
banyak belajar kekuatan perkelahian dengan Kopong di pinggir pantai.Ia juga pernah
langsung belajar samurai dengan guru Bushi di Jepang setelah berita mamaknya
meninggal dan belajar pistol dengan penembak handal di kawasan Asia Tenggara yaitu
Salonga setelah mendapat kabar bapak
Bujang meninggal.
Bujang tidak pernah datang lagi ke kampung halamannya
setelah pergi dan tinggal dengan Tauke Besar.Pada awalnya Pada suatu hari
Keluarga Lin mengambil alat yang berharga dari keluarga Tong atau sebutan
keluarga Tauke Besar.Lantas Bujang pergi ke Makau untuk mengambilnya dan
akhirnya tetua Keluarga Lin tewas.
Setelah berhasil merebut kembali sebuah alat milik
keluarga Tong,Bujang menitipkan alat tersebut ke Salonga.Di hari berikutnya
saat kembali ke Indonesia tidak disangka Basyir sang pengkhianat berketurunan
arab serta anak tertua keluarga Lin menyerang Tauke Besar,Parwez,Joni dan
Bujang.
Joni tewas di kamar Tauke Besar,sedangkan Tauke besar
tewas setelah melewati pintu rahasia yang dibuat Kopong sebelum ia meninggal
dan Tuanku Imam.Bujang dan Parwez berhasil menyelamatkan diri.Bujang dan Parwez
dibawa oleh Tuanku Imam disebuah pondok pesantren.Perlu diketahui Tuanku Imam
ternyata adalah kakak dari mamak Bujang.
Merasa patah semangat karena telah dikhianati,ia lantas
tidak berlama-lama patah semangat.Bujang menyusun strategi dengan memanggil Yuki
dan Kiko cucu guru Bushi,White yang merupakan mantan marinir anak dari Frans
dan Salonga serta dibantu tukang pukul yang masih setia dengan keluarga Tong.
Bujang dan pasukanya menerang kantor tempat Basyir dan
keluarga Lin bersembunyi.Setelah melewati banyak rintangan akhirnya Bujang
berhasil merebut kembali kekuasaan keluarga Tong dan memukul mundur si
pengkhianat Basyir dan anak tertua keluarga Lin.Ia pun menggantikan posisi
Tauke Muda yang telah meninggal dan menjadi pemimpin baru bagi keluarga Tong.
Pada akhirnya kehidupan shadow economy berjalan kembali
normal di keluarga Tong.Dan akhirnya Bujang menyempatkan pulang ke kampungnya
di daerah Sumatera dan menemui makam bapak dan mamaknya.
Kelebihan dan kekurangan
novel
Kelebihan : Novel ini mengajarkan untuk tidak patah
semangat dan selalu mengingat nasihat serta pesan orang tua.Selain itu masih
banyak nilai baik yang dapat diambil dalam novel ini karena bahasanya juga
mudah dimengerti.Banyak quotes yang ditulis di buku ini.
Kekurangan : Novel ini banyak menceritakan tentang
perkelahian dan kematian yang dianggap wajar oleh ceritanya sehingga novel ini
tidak cocok bagi anak dibawah umur yang bisa jadi mereka mencerna mentah-mentah
cerita ini.
Kesimpulan
Novel Pulang ini tidak
cocok bagi anak-anak.Namun,banyak pesan moral yang dapat diambil dari novel ini
dalam sisi kehidupan sosial maupun pendidikan.
Unsur Intrinsik
·
Tema : Sosial
·
Genre : Fiksi
·
Latar
Tempat :
a.
‘.....mobil
keempat akhirnya tiba di halaman rumah.’
Hal.7
b.
‘Anjing
pemburu kembali menyalak bersahutan setelah kami berjalan setengah jam masuk hutan’ Hal.8
c.
‘Kami
segera mengejar,mendaki lereng bukit.’
Hal.9
d.
‘Esoknya,
Bapak dan mamak kembali bertengkar di belakang
rumah.’ Hal.21
e.
‘Mobil
sedan hitam gelap yang kukendarai meluncur dijalanan padat Ibu Kota...’ Hal.37
f.
‘Setibanya
di parkiran pesawat pribadi Bandara
Changi,dua orang menaikan kotak kayu.’ Hal.72
g.
‘Hari
ini.Kawasan Kowloon,Hongkong.’ Hal.87
h.
‘Kemudian
kami akan menghabiskan waktu duduk di pinggir
pantai, beristirahat....’ Hal.102
i.
‘Seperti
turis lain,aku menyetop taksi,memintanya mengantar ke victoria harbour.’ Hal.108
j.
‘Dinding
kapal feri merapat ke dermaga.’ Hal.110
k.
‘Pukul
delapan lewat tiga puluh,pesawat jet Keluarga Tong mendarat di bandara Makau.’ Hal.117
l.
‘Di aula mess belakang,pukul
delapan,seluruh anggota keluarga.....’ Hal.157
m.
‘Menuju
Manila,Edwin.’ Hal.163
n.
‘Aku
terduduk di atas lantai.’ Hal.182
o.
‘Ruangan kerja Tauke segera terasa
menegangkan.’ Hal.186
p.
‘Sementara
itu,kesibukan di kampus sama
tingginya.’ Hal.188
q.
‘Pesawatku
tiba di bandara Tokyo siang hari.’
Hal.214
r.
‘....salah
satu kampus ternama di Massachusetts.’ Hal.220
s.
‘Malamnya,
pukul tujuh di stadion kampus dengan
disaksikan...’ Hal.223
t.
‘Malamnya,jamuan
makan diadakan di gedung utama.’ Hal
234
u.
‘...mendarat
mulus di bandara Ibu Kota.’ Hal.243
v.
‘...akhirnya
tiba di depan gerbang baja markas besar.’
Hal.252
w.
‘Kopong
meninggalkanku sendirian di kamar...’
Hal.263
x.
‘...kau
telah mengancam dia dan kelompoknya di
Singapura.’ Hal.273
y.
‘Master
Dragon meninggalkan begitu saja putranya di
Balkon.’ Hal.277
z.
‘Aku
dan Joni di tengah ruangan...’ Hal.279
aa. ‘Tiba di ujung lorong...’ Hal.300
bb. ‘Mobil limusin membawaku ke bandara London...’ Hal.303
cc. ‘Kami tiba di puncak menara beberapa menit kemudian.’ Hal.334
dd. ‘...kami tiba di pelabuhan Ibu Kota.’ Hal.352
ee. ‘...belasan jip lain juga telah tiba di ruang lobi gedung...’ Hal.368
ff.
‘Aku
telah berada di lantai dua puluh lima
gedung kantor Parwez.’ Hal.372
gg. ‘...sepuluh sedan hitam merapat di parkiran gedung kantor Parwez.’
Hal.390
hh. ‘...ak memutuskan menjenguk pusara Mamak
dan Bapak di Talang.’ Hal.399
Waktu :
a.
‘Siang hari,lepas matahari tergelincir di
titik puncaknya........’ Hal.7
b.
‘Matahari akhirnya terbenam dikaki langit
sana,hutan semakin gelap.’ Hal.10
c.
‘Esoknya, Bapak dan mamak kembali
bertengkar di belakang rumah.’ Hal.21
d.
‘Kopong
bergumam kepada langit malam,menatap
lautan’ Hal.102
e.
‘Pukul delapan lewat tiga puluh,pesawat
jet Keluarga Tong mendarat di bandara Makau.’ Hal.117
f.
‘Sehari
sebelum jadwal keberangkatan,pukul empat
dini hari,aku terbangun oleh keramaian....’ Hal.144
g.
‘Malam tadi,sepertinya sisa kekuatan
mereka telah merencanakan sesuatu.’ Hal.147
h.
‘Malamnya, Kopong menyiapkan acara
inisiasi bagiku.’ Hal.157
i.
‘Selain
kuliah di siang hari dan menjadi tukang pukul di malam hari.....’ Hal.169
j.
‘Malam itu,aku belajar logika menggunakan
pistol paling mendasar.’ Hal.173
k.
‘Dia
ditemani Kopong pada pukul empat pagi.’
Hal.190
l.
‘Sekarang
sudah hampir pukul tujuh pagi.’
Hal.195
m.
‘Pesawatku
tiba di bandara Tokyo siang hari.’ Hal.214
n.
‘Malamnya, pukul tujuh di stadion kampus
dengan disaksikan...’ Hal.223
o.
‘Malamnya,jamuan makan diadakan di gedung
utama.’ Hal 234
p.
‘Pukul setengah empat,pintu kamarku
diketuk dari luar.’ Hal 236
q.
‘Pukul enam,saatnya aku kembali ke
rumah.’ Hal.247
r.
‘Kopong
menemaniku sejak tadi malam.’ Hal.265
s.
‘Sekarang
hampir waktu shalat subuh...’ Hal.323
t.
‘Siang berlalu dengan cepat...’ Hal.328
u.
‘Pukul sepuluh semua sudah siap.’ Hal.361
v.
‘...terus
terlihat hingga dini hari.’ Hal.397
w.
‘...malam ini,aku ada urusan dengan Master
Dragon...’ Hal.400
·
Penokohan :
a.
Bujang/Babi
Hutan : Cerdas dan pekerja keras
b.
Samad : Kuat
c.
Mamak : Agamis
d.
Tauke
Besar : Baik hati,pemarah
e.
Frans : Pintar,baik dan
sabar
f.
Kopong : Kuat dan baik
g.
Guru
Bushi : Sabar
h.
Yuki
dan Kiko : Tidak
serius,cerdik
i.
White : Penolong
j.
Salonga : Pemarah,baik
k.
Parwez : Penakut
l.
Basyir : Pengkhianat
m.
Mansur : Setia
n.
Joni : Setia
o.
Keluarga
Lin : Licik
p.
Master
Dragon :
Pemarah,bijaksana
·
Sudut
pandang : Orang pertama
·
Alur : Campuran
·
Amanat
:
a.
Jangan
pernah patah semangat
b.
Selalu
ingatlah nasihat orang tua
c.
Jadilah
orang yang setia dan dapat dipercaya
Unsur Ekstrinsik
Tentang Pengarang
Tere Liye adalah penulis dikenal sebagai
penulis novel atau buku yang terkenal di Indonesia.Tere liye lahir di Lahat, 21
Mei 1979.Tere liye tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera.Beberapa karyanya yang
pernah diangkat dilayar kaca yaitu Hafalan
Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang
Allah.Meskipun dia bisa meraih keberhasilan dalm dunia literasi Indonesia,kegiatan
menulis cerita sekedar menjadi hobi karena sehari-hari ia masih bekerja
kantoran sebagai akuntan.