Powered By Blogger

Sabtu, 24 Agustus 2019

Contoh Resensi Buku Tere Liye Pulang


Shadow Economy
 

Judul buku      : Pulang
Penulis : Tere Liye
Penerbit           : Republika Penerbit
Kota terbit        : Jakarta
Cetakan          : Cetakan I,September 2015
                          Cetakan XIX, Juli 2016
                          Cetakan XX, Agustus 2016
                          Cetakan XXI, Agustus 2016
                          Cetakan XXII, September 2016
                          Cetakan XXIII, November 2016
                          Cetakan XXIV, Januari 2017
Jenis Kertas    : Buram
Tebal               : iv + 400 halaman ; 13,5 x 20,5 cm
Harga Buku     : Rp 59.000,00
ISBN               : 9786020 822129


Deskripsi Sampul
·         Dasar sampul berwarna hijau
·         Tulisan judul dan nama pengarang,logo best seller serta gambar cover timbul
·         Tulisan judul dan nama pengarang berwarna putih
·         Sampul buku memiliki gambar pemandangan disebuah pantai pada saat terbenam dengan seekor burung yang sedang terbang

Sinopsis Novel

            Novel ini menceritakan perjalanan hidup seorang bernama Bujang dan lebih dikenal dengan nama Babi Hutan  yang harus hidup di lingkup shadow economy.Bujang orang yang jenius baik dalam perkelahian maupun dalam hal akademis.
            Bujang yang berasal dari desa terpencil di daerah Sumatera yang harus ikut pergi dengan Tauke Besar karena janji Ayahnya terdahulu terhadap ayah dari Tauke Besar.Mamak Bujang sebenarnya tidak rela Bujang pergi namun apalah daya Bapak Bujang sudah berjanji dan akhirnya mamaknya hanya dapat memberinya pesan bahwa Bujang tidak boleh meminum minuman keras.
Di rumah Tauke Besar Bujang dididik baik dalam hal akademis maupun perkelahian.Saat siang Bujang belajar dengan gurunya yaitu Frans dari Amerika dan saat malam ia belajar perkelahian fisik dengan Kopong,Guru Bushi dan Salonga.
            Karena kejeniusannya dalam hal akademis ia dapat melanjutkan studinya di universitas di ibukota dan melanjutkan ke Amerika.Bujang banyak belajar kekuatan perkelahian dengan Kopong di pinggir pantai.Ia juga pernah langsung belajar samurai dengan guru Bushi di Jepang setelah berita mamaknya meninggal dan belajar pistol dengan penembak handal di kawasan Asia Tenggara yaitu Salonga setelah  mendapat kabar bapak Bujang meninggal.
            Bujang tidak pernah datang lagi ke kampung halamannya setelah pergi dan tinggal dengan Tauke Besar.Pada awalnya Pada suatu hari Keluarga Lin mengambil alat yang berharga dari keluarga Tong atau sebutan keluarga Tauke Besar.Lantas Bujang pergi ke Makau untuk mengambilnya dan akhirnya tetua Keluarga Lin tewas.
            Setelah berhasil merebut kembali sebuah alat milik keluarga Tong,Bujang menitipkan alat tersebut ke Salonga.Di hari berikutnya saat kembali ke Indonesia tidak disangka Basyir sang pengkhianat berketurunan arab serta anak tertua keluarga Lin menyerang Tauke Besar,Parwez,Joni dan Bujang.
            Joni tewas di kamar Tauke Besar,sedangkan Tauke besar tewas setelah melewati pintu rahasia yang dibuat Kopong sebelum ia meninggal dan Tuanku Imam.Bujang dan Parwez berhasil menyelamatkan diri.Bujang dan Parwez dibawa oleh Tuanku Imam disebuah pondok pesantren.Perlu diketahui Tuanku Imam ternyata adalah kakak dari mamak Bujang.
            Merasa patah semangat karena telah dikhianati,ia lantas tidak berlama-lama patah semangat.Bujang menyusun strategi dengan memanggil Yuki dan Kiko cucu guru Bushi,White yang merupakan mantan marinir anak dari Frans dan Salonga serta dibantu tukang pukul yang masih setia dengan keluarga Tong.
            Bujang dan pasukanya menerang kantor tempat Basyir dan keluarga Lin bersembunyi.Setelah melewati banyak rintangan akhirnya Bujang berhasil merebut kembali kekuasaan keluarga Tong dan memukul mundur si pengkhianat Basyir dan anak tertua keluarga Lin.Ia pun menggantikan posisi Tauke Muda yang telah meninggal dan menjadi pemimpin baru bagi keluarga Tong.
            Pada akhirnya kehidupan shadow economy berjalan kembali normal di keluarga Tong.Dan akhirnya Bujang menyempatkan pulang ke kampungnya di daerah Sumatera dan menemui makam bapak dan mamaknya.

Kelebihan dan kekurangan novel
            Kelebihan : Novel ini mengajarkan untuk tidak patah semangat dan selalu mengingat nasihat serta pesan orang tua.Selain itu masih banyak nilai baik yang dapat diambil dalam novel ini karena bahasanya juga mudah dimengerti.Banyak quotes yang ditulis di buku ini.
            Kekurangan : Novel ini banyak menceritakan tentang perkelahian dan kematian yang dianggap wajar oleh ceritanya sehingga novel ini tidak cocok bagi anak dibawah umur yang bisa jadi mereka mencerna mentah-mentah cerita ini.

Kesimpulan
Novel Pulang ini tidak cocok bagi anak-anak.Namun,banyak pesan moral yang dapat diambil dari novel ini dalam sisi kehidupan sosial maupun pendidikan.


Unsur Intrinsik
·         Tema               : Sosial
·         Genre              : Fiksi
·         Latar   
Tempat            :
a.    ‘.....mobil keempat akhirnya tiba di halaman rumah.’ Hal.7
b.    ‘Anjing pemburu kembali menyalak bersahutan setelah kami berjalan setengah jam masuk hutan’ Hal.8
c.    ‘Kami segera mengejar,mendaki lereng bukit.’ Hal.9
d.    ‘Esoknya, Bapak dan mamak kembali bertengkar di belakang rumah.’ Hal.21
e.    ‘Mobil sedan hitam gelap yang kukendarai meluncur dijalanan padat Ibu Kota...’  Hal.37
f.     ‘Setibanya di parkiran pesawat pribadi Bandara Changi,dua orang menaikan kotak kayu.’ Hal.72
g.    ‘Hari ini.Kawasan Kowloon,Hongkong.’ Hal.87
h.    ‘Kemudian kami akan menghabiskan waktu duduk di pinggir pantai, beristirahat....’ Hal.102
i.      ‘Seperti turis lain,aku menyetop taksi,memintanya mengantar ke victoria harbour.’ Hal.108
j.      ‘Dinding kapal feri merapat ke dermaga.’ Hal.110
k.    ‘Pukul delapan lewat tiga puluh,pesawat jet Keluarga Tong mendarat di bandara Makau.’ Hal.117
l.      Di aula mess belakang,pukul delapan,seluruh anggota keluarga.....’ Hal.157
m.   ‘Menuju Manila,Edwin.’ Hal.163
n.    ‘Aku terduduk di atas lantai.’ Hal.182
o.    Ruangan kerja Tauke segera terasa menegangkan.’ Hal.186
p.    ‘Sementara itu,kesibukan di kampus sama tingginya.’ Hal.188
q.    ‘Pesawatku tiba di bandara Tokyo siang hari.’ Hal.214
r.     ‘....salah satu kampus ternama di Massachusetts.’ Hal.220
s.     ‘Malamnya, pukul tujuh di stadion kampus dengan disaksikan...’ Hal.223
t.      ‘Malamnya,jamuan makan diadakan di gedung utama.’ Hal 234
u.    ‘...mendarat mulus di bandara Ibu Kota.’ Hal.243
v.    ‘...akhirnya tiba di depan gerbang baja markas besar.’ Hal.252
w.   ‘Kopong meninggalkanku sendirian di kamar...’ Hal.263
x.    ‘...kau telah mengancam dia dan kelompoknya di Singapura.’ Hal.273
y.    ‘Master Dragon meninggalkan begitu saja putranya di Balkon.’ Hal.277
z.     ‘Aku dan Joni di tengah ruangan...’ Hal.279
aa.  ‘Tiba di ujung lorong...’ Hal.300
bb.  ‘Mobil limusin membawaku ke bandara London...’ Hal.303
cc.  ‘Kami tiba di puncak menara beberapa menit kemudian.’ Hal.334
dd.  ‘...kami tiba di pelabuhan Ibu Kota.’ Hal.352
ee.  ‘...belasan jip lain juga telah tiba di ruang lobi gedung...’ Hal.368
ff.    ‘Aku telah berada di lantai dua puluh lima gedung kantor Parwez.’ Hal.372
gg.  ‘...sepuluh sedan hitam merapat di parkiran gedung kantor Parwez.’ Hal.390
hh.  ‘...ak memutuskan menjenguk pusara Mamak dan Bapak di Talang.’ Hal.399

Waktu              :
a.    Siang hari,lepas matahari tergelincir di titik puncaknya........’ Hal.7
b.    Matahari akhirnya terbenam dikaki langit sana,hutan semakin gelap.’ Hal.10
c.    Esoknya, Bapak dan mamak kembali bertengkar di belakang rumah.’ Hal.21
d.    ‘Kopong bergumam kepada langit malam,menatap lautan’ Hal.102
e.    Pukul delapan lewat tiga puluh,pesawat jet Keluarga Tong mendarat di bandara Makau.’ Hal.117
f.     ‘Sehari sebelum jadwal keberangkatan,pukul empat dini hari,aku terbangun oleh keramaian....’ Hal.144
g.    Malam tadi,sepertinya sisa kekuatan mereka telah merencanakan sesuatu.’ Hal.147
h.    Malamnya, Kopong menyiapkan acara inisiasi bagiku.’ Hal.157
i.      ‘Selain kuliah di siang hari dan menjadi tukang pukul di malam hari.....’ Hal.169
j.      Malam itu,aku belajar logika menggunakan pistol paling mendasar.’ Hal.173
k.    ‘Dia ditemani Kopong pada pukul empat pagi.’ Hal.190
l.      ‘Sekarang sudah hampir pukul tujuh pagi.’ Hal.195
m.   ‘Pesawatku tiba di bandara Tokyo siang hari.’ Hal.214
n.    Malamnya, pukul tujuh di stadion kampus dengan disaksikan...’ Hal.223
o.    Malamnya,jamuan makan diadakan di gedung utama.’ Hal 234
p.    Pukul setengah empat,pintu kamarku diketuk dari luar.’ Hal 236
q.    Pukul enam,saatnya aku kembali ke rumah.’ Hal.247
r.     ‘Kopong menemaniku sejak tadi malam.’ Hal.265
s.     ‘Sekarang hampir waktu shalat subuh...’ Hal.323
t.      Siang berlalu dengan cepat...’ Hal.328
u.    Pukul sepuluh semua sudah siap.’ Hal.361
v.    ‘...terus terlihat hingga dini hari.’ Hal.397
w.   ‘...malam ini,aku ada urusan dengan Master Dragon...’ Hal.400

·         Penokohan      :
a.    Bujang/Babi Hutan      : Cerdas dan pekerja keras
b.    Samad                         : Kuat
c.    Mamak                                    : Agamis
d.    Tauke Besar                : Baik hati,pemarah
e.    Frans                           : Pintar,baik dan sabar
f.     Kopong                        : Kuat dan baik
g.    Guru Bushi                  : Sabar
h.    Yuki dan Kiko              : Tidak serius,cerdik
i.      White                           : Penolong
j.      Salonga                       : Pemarah,baik
k.    Parwez                                    : Penakut
l.      Basyir                          : Pengkhianat
m.   Mansur                                    : Setia
n.    Joni                              : Setia
o.    Keluarga Lin                : Licik
p.    Master Dragon                        : Pemarah,bijaksana

·         Sudut pandang : Orang pertama
·         Alur                    : Campuran
·         Amanat             :
a.    Jangan pernah patah semangat
b.    Selalu ingatlah nasihat orang tua
c.    Jadilah orang yang setia dan dapat dipercaya


Unsur Ekstrinsik

Tentang Pengarang
Tere Liye adalah penulis dikenal sebagai penulis novel atau buku yang terkenal di Indonesia.Tere liye lahir di Lahat, 21 Mei 1979.Tere liye tumbuh dewasa di pedalaman Sumatera.Beberapa karyanya yang pernah diangkat dilayar kaca yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah.Meskipun dia bisa meraih keberhasilan dalm dunia literasi Indonesia,kegiatan menulis cerita sekedar menjadi hobi karena sehari-hari ia masih bekerja kantoran sebagai akuntan.